KATA
PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbail ‘alamiin, puji dan
syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang telah memberikan nikmat
yang begitu besar, terutama nikmat iman, nikmat islam, nikmat umur panjang, dan
nikmat sehat sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah Selayang Pandang
Perjalanan Pemikiran Filsafat (Dari Awal Hingga Zaman Islam) dalam mata kuliah
Filsafat Islam.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah
kepada junjunan kita, nabi besar Muhammad SAW. Kepada keluarganya, sahabatnya,
tabi’it tabi’in dan sampai kepada kita semua selaku umatnya sampai akhir zaman. Aamiiin.
Ilmu filsafat sendiri sangat penting untuk
diselami lebih dalam. Pada dasarnya semua ilmu bertujuan untuk mencari sebuah
jawaban dari sebuah permasalahan. Dengan adanya ilmu segala sesuatu akan lebih
dapat dipahami.
Karya tulis ini penulis sadari jauh untuk
dikatakan sempurna, untuk itu penulis berharap kritikan dan saran untuk
perbaikan ke depan dan untuk menghasilkan karya tulis yang lebih baik lagi.
Mudah-mudahan dengan makalah ini dapat
menambah wawasan kita dan menjadi ilmu yang bermanfaat. Tidak lupa penulis
ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Bpk Sholihin Shobroni, MA atas
kesediaannya menjadi staff pengajar. Semoga rahmat Allah SWT tetap tercurah
kepada kita semua.
Tangerang,
12 April 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Ilmu
filsafat dapat dikategorikan sebagai dasar dari segala ilmu pengetahuan. Dengan
filsafat suatu permasalahan akan terpecahkan dengan arif dan bijaksana. Namun
untuk bisa memahami filsafat Islam tidak bisa dengan cara yang sederhana. Dalam
menentukan definisi dari filsafat Islam itu sendiri masih terjadi silang
pendapat dengan teori dan hasil pemikiran yang berbeda-beda.
Dari
makna dasar istilah filsafat yang berasal dari bahasa Yunani yaitu philia yang berarti cinta atau
persahabatan dan sophia yang berati
kebijaksanaan, seharusnya dengan ilmu filsafat akan melahirkan suatu kaum yang berbudi
pekerti luhur. Tetapi terkadang ada sekelompok orang yang mengaku dirinya
berpendidikan dan mengaku menguasai ilmu filsafat tetapi tidak tercermin dengan
perilaku dan pemikirannya. Salah satu faktornya adalah filsafat itu sendiri
sudah tidak murni lagi hasil pemikiran dari hati nurani manusia tetapi sudah
dipengaruhi kepentingan duniawi.
B. Rumusan Masalah
Untuk
menapaki ilmu filsafat secara utuh dengan tujuan mendapatkan pengajaran dan
ilmu yang bermanfaat untuk bisa diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat
sehingga tidak salah arah, disini kita perlu mengetahui sejarah awal filsafat
muncul dalam peradaban dunia, yaitu :
1. Awal mula pemikiran filsafat
2.
Kemunculan sofisme
dan skeptisisme
3. Masa pertumbuhan filsafat
4. Akhir filsafat Yunani
5. Terbitnya fajar Islam
6. Perkembangan filsafat di
zaman Islam
C. Tujuan
Ada
istilah yang sudah sering kita dengar yaitu tak kenal maka tak sayang. Istilah
ini mengandung makna bahwa untuk bisa menyayangi sesuatu kita harus
mengenalinya terlebih dahulu. Begitu pun dengan filsafat Islam ini agar tumbuh
rasa cinta akan ilmu ini kita harus lebih dahulu mengetahui sejarah awal mula
pemikiran filsafat ini tumbuh. Dengan mengetahui sejarah ilmu filsafat ini juga
kita akan mempelajari ilmu filsafat Islam ini secara utuh.
D. Manfaat
Setelah
mempelajari perjalanan pemikiran
filsafat dari awal hingga zaman Islam, maka akan tumbuh rasa cinta dengan ilmu
filsafat Islam ini karena kita sudah mengenalinya dari sejarahnya. Apabila rasa
cinta sudah tumbuh kita akan lebih bersemangat dan sungguh-sungguh dalam
mempelajari ilmu filsafat Islam. Selain itu dengan mempelajari awal tumbuhnya
filsafat kita mengetahui kesalahan yang dilakukan suatu kaum pada zaman
tersebut dalam penerapan ilmu filsafat itu sendiri, sehingga kita tidak
mengulangi kesalahan tersebut di masa kini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
AWAL MULA PEMIKIRAN FILSAFAT
Pemikiran, seperti juga penciptaan manusia,
sama-sama melampaui perjalanan sejarah. Di mana pun ia, pemikiran merupakan
ciri yang tak dapat dipisahkan dari manusia. Dimana pun kakinya berpijak,
pemikiran dan pemahaman senantiasa dibawanya.
Tidak ada informasi pasti mengenai pemikiran
pemikiran tak tertulis manusia, kecuali dugaan para arkeolog berdasarkan
peninggalan peninggalan yang mereka temukan.
Diantara corak pemikiran manusia adalah
pengetahuan tentang wujud , awal dan akhirnya, yang mula mula berjalan dengan
keyakinan beragama. Karena itu, dapatlah dikatakan bahwa pemikiran para
filosofis terkuno ada dalam pemikiran keagamaan timur.
Para sejarawan filsafat percaya bahwa bunga rampai
pemikiran paling kuno yang atau murni atau sebagian besarnya filosofis berasal
dari kalangan bijak bestari yunani, kira-kira enam abad sebelum kelahiran al
masih AS. Para sejarawan juga menyebutkan nama-nama mereka yang berupaya
mengenal wujud permulaan dan keberakhiran alam raya. Untuk merumuskan kemunculan
dan peerubahan berbagai maujud, mereka mengungkapkaan beragam pandangan yang
kadang kala bertentangan, pada saaat bersamaan, mereka tidak menutup nutupi
fakta bahwa butir-butir pemikiran mereka lebih-kurang dipengaruhi oleh
kepercayaan dan kebudayaan agama timur.
B.
KEMUNCULAN SOFISME DAN SKEPTISISME
Pada abad ke-5 sebelum masehi, dilaporkan
adanya sekelompok sarjana yang dalam bahasa yunani disebutkann dengan “sofis”
orang bijak atau orang berilmu. Akan tetapi,
biarpun berinformasi luas mengenai ilmu pengetahuan pada masanya,mereka
tidak meyakini adanya kebenaran-kebenaran pasti, mereka juga menafikan
kebenaran-kebenaran yang diketahuinya secara pasti.
Ungkapan sofisme yang semula berarti orang bijak atau sarjana,
lantaran disematkan pada orang orang diatas, mengakibatkan kehilangan makna
dasarnya dan menjadi simbol pola pikir yang menyesatkan. Dari ungkapan inilah,
kata arab sufisthi dan juga Safsathah muncul.
Selain sofisme muncul juga faham yang disebut
dengan skeptisisme. Menurut kamus besar
bahasa indonesia skeptisisme berasal
dari kata “Skep-tis” yaitu kurang percaya, ragu ragu. Sedangkan Sekeptisisme adalah aliran (kepercayaan)
yang memandang sesuatu selalu tidak
pasti (meragukan, mencurigakan). Jadi secara umum skeptisisme adalah ketidak percayaan atau keraguan seseorang tentang
sesuatu yang belum tentu kebenarannya. Dalam ilmu filsafat skeptisisme lebih
bermakna khusus untuk suatu atau dari beberapa sudut pandang. Termasuk sudut
pandang tentang:
1. Sebuah pertanyaan,
2. Metode mandapatkan pengetahuan melalui
keraguan sistematis dan terus menerus pengujian,
3. Kesembarangan, relativitas, atau subyektivitas
dari nilai nilai moral,
4. Keterbatasan pengetahuan,
5. Metode intelektual kehati-hatian dan
pertimbangan yang di tangguhkan.
C.
MASA PERTUMBUHAN FILSAFAT
Pemikiran paling masyhur yang berdiri menentang
kaum sofis dan menyanggah gagasan-gagasan mereka adalah Socrates. Dialah orang
yang menamai dirinya dengan philosophus,
pencinta kebikjasanaan. Para sejarahwan filsafat menyebutkan dua alasan
Scorates memilih nama tersebut : kerendahan hati yang selalu mengakui kebodohan
dirinya; dan tentangan bagi sofis yang menyebut diri mereka sarjana, Dengan pilihan tampaknya Socrates
hendak memahamkan mereka: melibatkan diri dalam pembahasan dan perdebatan,
pengajaran dan pembelajaran, demi tujuan material dan politik, tidaklah layak
menyandang gelar ‘orang bijak’. Bahkan, saya yang menolak gagasan-gagasan Anda
dengan alasan-alasan jauh lebih kukuh, tidak merasa layak menyandang gelar itu,
dan lebih memilih nama pecinta kebijaksanaan.
Sejak pertama kali socrates menyebut dirinya
sebagai filosof, istilah filsafat digunakan sebagi lawan dari sophistry (kesofian atau kerancuaan berfikir), dan memuat seluruh
ilmu hakiki, seperti fisika, kimia, kedokteran, astronomi, matematika,dan
teologi sampai sekarang. Dalam perpustakaan dunia ilmu fisika, dan kimia masih
digolongkan kedalam ilmu filsafat. Cuma
bidang bidang berdasarkan kesepakatan seperti bidang kosakata, tata kalimat,
dan tata bahasa yang berada diluar wilayah filsafat.
Atas dasar itu filsafat dianggap sebagai kata
umum untuk seluruh ilmu hakiki yang dibagi menjadi dua kelompok umum: ilmu
teoritis dan ilmu praktis. Ilmu teoritis meliputi ilmu-ilmu alam, matematika,
dan teologi. Ilmu alam meeliputi Kosmologi, botani, dan zoologi, ilmu
matematika meliputi aritmatika, geometri, astronomi dan musik, ilmu teologi
dibagi menjadi dua kelompok : metafisika atau perbincangan yang meliputi
seputar wujud. Dan teologi Ketuhanan. Ilmu-ilmu praktis bercabang tiga:
moralitas atau ahlak, ekonomi domestik, dan politik.
D.
AKHIR FILSAFAT YUNANI
Akhir filsafat yunani diawali dengan
kemandekannya para murid-murid dari kedua tokoh filsafat yaitu Plato dan
Aristoteles, setelah kedua guru tersebut meninggal. Walaupun pada mulanya
murid-murid ini cukup meramaikan pasar filsafat. Kegairahannya berangsur hilang
dari peredaran. Guru-guru ilmu pengetahuan berpindah dan menetap di
Aleksandria, karam dalam penelitian dan pendidikan yang berlangsung sampai abad
ke-4 sebelum Masehi.
Tatkala
kekaisaran Romawi memeluk agama Kristen dan menyebarkan doktrin Gereja sebagai
keyakinan dan ajaran resmi, Kaisar Romawi Timur, pada 529 M memutuskan untuk
menutup seluruh universitas dan sekolah di seluruh Athena dan Aleksandria.
Kejadian itu mengakibatkan para sarjana mengungsi menyelamatkan diri ke
berbagai kota dan negara lain. Dengan begitu cahaya obor ilmu pengetahuan dan
filsafat padam di Kekaisaran Romawi.
E.
TERBITNYA FAJAR ISLAM
Pada
abad ke-6 M peristiwa paling besar terjadi, yaitu hijrahnya Nabi Besar Islam
yaitu Nabi Muhammad SAW. Beliau mendorong umatnya untuk memperoleh ilmu dan
kebijaksanaan. Berkat seruan Nabi tersebut umat muslim mulai mempelajari dan
menerjemahkan berbagai ilmu warisan Yunani, Roma, dan Persia ke dalam bahasa
Arab. Mereka berhasil menyumbangkan ilmu temuan seperti aljabar, astronomi,
fisika dan kimia.
Perkembangan
kebudayaan Islam kemudian dipengaruhi juga oleh unsur politis. Rezim Umayah dan
Abbasiyah berupaya memegahkan rezim mereka dengan para sarjana dan pakar yang
dibekali dengan beraneka rupa ilmu Yunani, Romawi, dan Persia agar mereka mau
menjajakan ilmu pengetahuan di tengah-tengah masyarakat. Dengan cara ini
gagasan filsafat, ilmu pengetahuan dan seni mengalami perkembangan. Lalu kaum
muslim pun mulai menyelidiki, mengadopsi, dan menyanggah pernak-pernik asing
ini. Dengan berjerih payah tokoh-tokoh cemerlang bermunculan dalam bidang sains
dan filsafat. Dan akhirnya kebudayaan Islam pun menghasilkan buah.
F. PERKEMBANGAN
FILSAFAT DI ZAMAN ISLAM
Seiring
dengan meluasnya wilayah pemerintah Islam terdapat pertukaran gagasan antara
para sarjana dan penerjemahan dari beragam bahasa kedalam bahasa arab yang telah
menjadi bahasa internasional umat muslim. Pada mulanya tiadanya bahasa bersama
dan peristilahan dan ketidakcocokan asas-asas filsafat barat dan timur,
menyukarkan pengajaran filsafat. Hingga muncullah jenius-jenius seperti Abu
Nashr Al-Farabi dan Ibn Sina yang mampu menyerap keseluruhan pemikiran filsafat
pada zaman itu. Mereka berhasil me-review dan memilih sejumlah kaidah filsafat
yang pas dan membeberkan sebuah sistem filsafat yang sempurna. Meskipun
demikian , bagian terbesar dari sistem ini berasal dari Aristoteles, sehingga
warna Aristotelian dan peripatetiknya pun cukup kentara.
Selanjutnya,
sistem filsafat ini mendapat kritis dari para pemikir, seperti Al-Ghazali, Abu
Al-Barakat Al Baghdadi dan Fakhr Al-Din Al-Razi. Pada sisi lain Syihab Al-Din
Al-suhrawardi mendirikan aliran filsafat baru yang dinamai filsafat
Iluminasionis, yang warna Platoniknya lebih pekat lagi.
Berabad-abad
kemudian, filosof-filosof besar seperti Khwajah Nashrir Al-Din Al-Thusi,
Muhaqqiq Dawani, Sayyid Shadr Al-Din Al-Dasytaki, Syaikh Al-Baha’i dan Mir
Muhammad Damad berhasil memperkaya filsafat Islamdengan curahan gagasan
cemerlang mereka. Akhirnya Shadr Al-Din Al-Syirazi atau Mulla Shadra
memperkenalkan sistem filsafat baruyang menggabungkan elemen-elemen serasi
dalam filsafat peripatetik, iluminasionisme, dan penyingkapan-penyingkapan
mistis, yang ditambah beragam ide dan fikirannya yang menawan yang dia
menyebutnya dengan teosofi transenden atau hikmat-e muta’aliyah.
DAFTAR PUSTAKA
Yazdi, Mishbah MT. Prof, 2010. Philosophical Instructions: An Introduction
to Contemporary Islamic Philosophy,
terj: Buku Daras Filsafat Islam, Shadra Press, Jakarta.
http://www.wikipedia.com, 2012
http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/2130963-filsafat-pada-zaman-islam/#ixzz1ro1Oi578,2012
i like tulisan anda sy jdikan referensi mata kuliah s2
BalasHapus